Jumat, 20 November 2009

Gattuso Bertahan, Inzaghi dan Dida Mengambang

Jumat, 20/11/2009 | 22:11 WIB

MILAN, KOMPAS.com - Wakil presiden AC Milan, Adriano Galliani, menyatakan bahwa gelandang Gennaro Gattuso akan bertahan di San Siro. Sementara itu nasib penyerang dan kiper pasukan "Merah Hitam", Filippo Inzaghi dan Nelson Dida masih mengambang meskipun kontraknya berakhir 2010, sebab menurut Galliani, pihaknya hingga saat ini belum membahas perihal tersebut.

"Gattuso akan bertahan. Oleh sebab itu, pengemarnya tidak perlu khawatir. (Untuk Inzaghi dan Dida) kami baru akan membicarakannya pada musim semi nanti. Saat ini tidak ada pembaharuan," ungkapnya.

Galliani juga mengungkapkan hanya David Beckham dan Dominic Adiyiah sajalah yang bakal menghiasi wajah baru di stadion ruang ganti "Rossoneri".

"Saya sampaikan bahwa hanya mereka sajalah yang bakal datang, tak ada yang lain," jelasnya. (SKY)

Periksa Media, Kepolisian Panik?

Jumat, 20 November 2009 | 16:54 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Respons cepat pihak kepolisian menindaklanjuti laporan Anggodo Widjojo terhadap dua media, Kompas dan Seputar Indonesia, dipertanyakan. Pada Jumat (20/11), perwakilan dua media itu pun dipanggil pihak kepolisian sebagai saksi untuk memberikan keterangan atas dugaan pencemaran nama baik lewat pemberitaan transkrip pembicaraan Anggodo yang dimuat pada 4 November 2009.

Pengamat politik LIPI, Lili Romli, mempertanyakan letak kesalahan dari pemuatan transkrip pembicaraan telepon tersebut. Sebab, transkrip yang disajikan disarikan dari rekaman yang diperdengarkan oleh Mahkamah Konstitusi. "Sumber koran itu kan jelas. Terbuka, terang benderang diambil rekamannya dari lembaga resmi, MK. Sangat disayangkan tindakan kepolisian yang memanggil dua media ini. Itu bisa menjadi sikap kepanikan polisi karena merasa dipojokkan juga dengan pemberitaan yang ada," kata Lili, Jumat di Gedung DPD, Jakarta.

Padahal, ia melanjutkan, masyarakat justru tahu dari transkrip yang sudah ada lebih dulu. "Harusnya, jika ada bocoran, maka yang dihukum adalah yang membocorkan. Bukan yang memberitakan. Media kan memberikan informasi kepada publik," ujarnya.

Pimpinan Kompas dan Sindo hari ini dipanggil oleh Mabes Polri setelah sebelumnya sempat dibatalkan. Perwakilan Sindo, Nevi Hetaria, yang memenuhi panggilan polisi, mengungkapkan bahwa pihaknya dimintakan keterangan terkait laporan Anggodo Widjojo dan Indra Sahnun Lubis dengan tuduhan pencemaran nama baik melalui pemberitaan.

Selasa, 17 November 2009

ANDA HARUS BERHASIL, WALAU PUN APA PUN

Anda memampukan diri untuk bekerja dengan keprimaan, dalam keadaan apa pun, walau apa pun.

Katakanlah,

Saya akan ijinkan penolakan, menerima perendahan, dan bahkan akan saya ikhlaskan penghinaan kepada saya,
kalau itu akan menjadikan saya bersungguh-sungguh untuk memuliakan diri saya.

Yakinilah bahwa apa pun yang terjadi, terjadi dengan ijin Tuhan,
dan bahwa yang terjadi adalah untuk memuliakan Anda,
dan jika Anda tidak menyukai suatu kejadian – itu karena Anda belum menyesuaikan sikap Anda dengan yang terjadi;
tetapi Anda tahu pasti bahwa kebaikan dan atau keburukan yang terjadi, terjadi untuk memuliakan Anda.

Anda seorang Pribadi Super Indonesia.

Anda mengetahui, bahwa

Keburukan yang terjadi, tetapi yang menjadikan Anda lebih baik – adalah sebetulnya kebaikan.

...........


Sahabat saya yang tegas untuk kebaikan hidupnya,

Rencanakanlah yang akan Anda lakukan, dan lakukanlah yang telah Anda rencanakan.

Sulit bagi Anda untuk menemukan orang yang dalam rencana keberhasilannya ada rencana keberhasilan bagi Anda.

Maka, Anda harus merencanakan keberhasilan Anda sendiri. Kemudian pastikanlah bahwa Anda menjadi pelaksana yang bersungguh-sungguh dari rencana-rencana Anda.

Janganlah membiasakan diri untuk menyusun rencana, dengan kesadaran yang penuh bahwa Anda tidak akan melaksanakannya.

Ingatlah,

Orang yang kehilangan hormat kepada rencana-rencananya sendiri, akan kehilangan kepercayaan kepada haknya bagi masa depan yang berkualitas.

………..


Sahabat saya yang super potensi masa depannya,

Begitu dulu ya?

Teruslah bekerja keras untuk keberhasilan Anda.

Kita memang tidak tahu kapan keberhasilan itu akan datang, tetapi ia pasti datang menemui jiwa yang tulus dalam pekerjaannya.

Keberhasilan memang tidak langsung kita temui pada awal perjalanan kita, tetapi jika kita setia pada jalan-jalan kebaikan, hidup kita sudah akan menjadi baik tanpa harus menjadi kaya raya dan sangat berkuasa.

Keberhasilan utama dalam hidup ini adalah menjadi pribadi yang baik, dengan jiwa yang damai.

Saya mendoakan dengan semua ketulusan yang ada dalam kemampuan diri ini, agar itulah yang segera Tuhan jadikan sebagai kualitas kehidupan Anda dan keluarga tercinta.

Marilah kita menjadikan diri kita sebagai saudara dan sahabat dalam kebaikan.

Senin, 16 November 2009

Angket Century, Layu Sebelum Berkembang

INILAH.COM, Jakarta - Anggota DPR baru kini ramai-ramai mengusulkan hak angket bailout Bank Century. Angket yang didorong PDIP itu dinilai hanya gagah-gagahan DPR yang hangat-hangat tahi ayam.

Hal itu diungkapkan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi kepada INILAH.COM, Jakarta, Selasa (16/11). Menurutnya, sudah banyak hak angket yang digunakan DPR namun kandas di tengah jalan.

"Terlalu banyak contoh yang menunjukkan usulan angket sekadar ajang gagah-gagahan anggota DPR. Misalnya, pengajuan angket kebijakan impor beras, angket kasus bank Mandiri, menjadi bukti bahwa pengusulan angket sekadar hangat-hangat tahi ayam," ujarnya.

Burhan menilai, kemungkinan besar usulan hak angket itu akan layu sebelum berkembang. Sebab, yang solid mendukung angket itu hanyalah PDIP, Gerindra dan Hanura yang total anggotanya hanya menguasai kurang dari 30% kursi di DPR.

"Jadi sebenarnya, ujian terbesar pengusulan angket Century itu ada di sidang paripurna, bukan pada waktu pengusulan yang menurut undang-undang No 27/1999 hanya mensayaratkan minimal 25 anggota," imbuhnya.

Ini Pendapat Ahli Soal Prediksi Kiamat 2012

"Bangsa Maya tidak pernah mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 2012."

Film teranyar berjudul '2012' diluncurkan ke pasar. Sutradara Holywood, Roland Emmerich membuat Film '2012' dengan mengambil setting 2012, akhir penanggalan Bangsa Maya, sebagai kehancuran dunia.

Tahun itu tiba-tiba jadi penting, seiring kabar yang beredar bahwa dunia akan kiamat pada 21 Desember 2012.

Benarkah kiamat akan datang tiga tahun lagi?

Seorang ilmuwan yang mempelajari Bangsa Maya kuno selama 25 tahun, John Major Jenkins memberi pencerahan kepada kita semua, terutama kepada para penonton film itu.

Dunia ini, katanya, tidak akan berakhir pada 2012. Sebab, " Bangsa Maya tidak pernah mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 2012. Mitos kiamat diciptakan oleh Hollywood. Tujuannya apa lagi selain uang," kata Jenkins, seperti dimuat laman Cape Cop Times, Kamis 12 November 2009.

Menurut sang ahli, bangsa Maya justru memiliki keyakinan terbalik dari apa yang digambarkan dalam film itu. Bukan menuju kehancuran, 2012 justru diyakini Bangsa Maya sebagai awal kebangkitan.

"Bangsa Maya beranggapan 2012 adalah saat kelahiran kembali, ketimbang kematian. Kelahiran kembali, seperti yang diajarkan para spiritualis kepada kita. Anda tak akan menemukan tentang wahyu tentang apa yang akan terjadi pada 2012," tambah dia.

Hollywood yang menciptakan histeria itu, akan menjadi orang yang beruntung dengan kesimpangsiuran ini.

"Isu kiamat dijual. Histeria bisa diciptakan dengan mudah. Informasi yang sesungguhnya, bangsa Maya tak pernah meramalkan dunia berakhir pada 2012," kata Jenkins.

Dijelaskan dia, penanggalan 'Perhitungan Panjang' Bangsa Maya yang ditemukan sekitar 2.100 tahun lalu memang berakhir 21 sampai 23 Desember 2012.

"Kalender 'Perhitungan Panjang' milik Bangsa Maya memang ada akhirnya. Namun, ada lagi kalendar yang justru lebih sering digunakan, dalam kalender itu satu tahun terdiri dari 260 hari [sekitar 9 bulan]," kata Jenkins.

"Itu adalah angka keramat [260] karena menggambarkan masa kehamilan manusia. Apa yang akan terjadi setelah itu? Ya, kelahiran. Itu yang harus kita jadikan analogi untuk melihat fenomena 2012," kata dia.

"2012 adalah akhir dari sebuah putaran dan mulainya yang baru. Apapun dalam budaya Maya adalah perputaran, termasuk kelahiran dan kelahiran kembali," jelas dia.

Bangsa Maya Kuno, kata Jenkins, diduga bahkan sengaja memilih 2012 sebagai masa 'kelahiran kembali' berdasarkan ramalan astronomi Maya bahwa pada 2012 ada fenomena astronomis tak biasa yang terjadi di kurun ribuan tahun. Tanggal akan terjadi puncak badai matahari yang mengakibatkan gangguan pada sistem komunikasi.

Jenkins mengatakan dugaan adanya kiamat pada 2012 kemungkinan berakar dari sebuah buku berjudul 'The Maya' yang ditulis Michael Coe. Penulis buku tersebut, tambah dia, mengartikan akhir penanggalan Maya sebagai kiamat karena didasarkan latar belakang keyakinannya.
***

Meski jadi perdebatan heboh, keturunan Bangsa Maya justru adem ayem.

Anggota Organisasi Maya K'iche, Anibal Lukas, mengaku tak terpengaruh dan tak ambil pusing dengan histeria 2012 yang dihubung-hubungkan dengan Bangsa Maya.

Bagi dia, tanggal 21 Desember 2012 tak berarti apapun baginya. "Bagi kami, itu tidak merubah apapun. Hari itu bukan akhir dunia," kata dia.

Lukas menyayangkan apa yang diungkap dalam film maupun sumber lain, yang menyebut 2012, akhir penanggalan Maya, sebagai akhir dunia.

"Banyak hal yang orang tulis tentang kami, sayangnya salah kaprah," tambah dia

Meteor Hantam Bumi di 2012? Ini Jawaban NASA

Ada isu kiamat disebabkan badai matahari atau hantaman meteor yang terjadi tahun 2012.

jawaban logisnya...

Adegan kehancuran bumi dalam Film '2012' menerbitkan tanda tanya, benarkah kiamat akan terjadi pada 2012, berdasarkan teori bahwa akhir kalender Bangsa Maya juga berarti akhir dunia.

Berbagai spekulasi penyebab kiamat muncul. Ada yang kabar yang mengatakan kiamat akan terjadi saat Planet Nibiru, Planet X, atau Planet Eris mendekat lalu menabrak bumi.

Ada juga yang isu yang berhembus bahwa kiamat disebabkan badai matahari hingga tabrakan meteor yang terjadi tahun 2012. Benarkah demikian?

Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) lantas angkat bicara, mengklarifikasi banyak isu tak bertanggung jawab yang beredar, khususnya soal kiamat di 2012.

Berikut jawaban ilmiah para ilmuwan NASA:

T: Apakah akan ada meteor raksasa yang menghantam bumi pada 2012?

J: Bumi selalu jadi objek tubrukan komet dan asteroid, meski jarang sekali terjadi tubrukan besar. Tabrakan dahsyat terakhir terjadi 65 juta tahun lalu, hingga menyebabkan kepunahan spesies Dinosaurus.

Saat ini, para astronom NASA sedang mengadakan penelitian dalam proyek 'Spaceguard Survey' untuk melacak asteroid-asteroid besar, jauh sebelum benda langit itu berpotensi menabrak bumi.

Kami sudah mengungkapkan bahwa tak ada ancaman asteroid, sebesar ancaman asteroid yang telah memusnahkan dinosaurus.

Semua hasil kajian ini sudah dibuka untuk umum di laman Neo Program NASA, jadi Anda bisa melihat sendiri bahwa tidak ada benda langit yang diprediksikan menabrak bumi pada 2012.

T: Bagaimana dengan badai matahari besar yang diprediksi terjadi pada 2012?

J: Aktivitas matahari berlangsung secara reguler, puncaknya kira-kira setiap 11 tahun. Makin dekat ke puncak, badai matahari dapat mengakibatkan gangguan sistem komunikasi satelit.

Para ahli teknik saat ini mempelajari bagainama menciptakan alat elektronik anti fenomena badai matahari.

Namun, sekali lagi, tak ada resiko badai matahari yang ada hubungannya dengan 2012.

Puncak badai matahari diperkirakan terjadi pada 2012-2014, namun tak ada yang spesial, diperkirakan yang akan terjadi saat itu sama dengan fenomena serupa yang pernah terjadi dalam sejarah.

T: Apa pendapat para ahli NASA soal klaim kiamat 2012?

J: Terhadap klaim soal bencana dahsyat atau perubahan drastis pada 2012, kami menanyakan, dimana dasar ilmiahnya? Mana buktinya? Tak ada sama sekali.

Kami tak bisa dengan mudah mengubah kepercayaan orang terhadap informasi fiksi soal hari akhir bumi, apakah itu berdasarkan buku, film, film dokumenter, atau internet.

Namun, yang pasti, tak ada bukti terpercaya yang mendukung teori bahwa kiamat akan terjadi pada Desember 2012.

Tiga Hari, Film 2012 Raup Rp 2,1 Triliun

" inilah 2012...
hanya bs mencemaskan..namun disisi lain,,org meraup untung dr 2012 ini!!pdhl..klo emg bener kiamat dtg yg kita ga tw kpn dtgnya..yg bwt film ini jg kena!!!"



Antusiasme masyarakat menonton film 2012 sangat tinggi

Film 2012 yang menceritakan tentang bencana di akhir dunia berhasil menarik perhatian masyarakat dunia. Baru tiga hari tayang, film ini berhasil meraih keuntungan sebesar Rp 2,1 triliun.

Film yang dibintangi John Cussack itu berhasil mengantongi pendapatan sebesar USD 225 juta dari penjualan tiket dari seluruh dunia. Demikian seperti dikutip dari Contactmusic, Senin 16 November 2009.

Di Amerika Serikat keuntungan dari film tersebut sebesar USD 65 juta. Film yang biaya produksinya menghabiskan dana sebesar USD 200 juta itu berhasil menduduki box office pekan ini.

Sampai saat ini, antusiasme orang untuk menonton film tersebut masih tinggi. Mereka rela berdesak-desakan dan antri untuk mendapatkan tiket film yang disutradarai oleh Roland Emmerich.

Akankah Kasus Century Seret Pejabat Negara?

JAKARTA, KOMPAS.com - "Bola panas" kasus Bank Century (kini Bank Mutiara) dengan dana talangan (bailout) sebesar Rp 6,7 triliun terus menggelinding. Sebuah sumber di DPR megungkapkan bahwa laporan audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Century dipastikan bakal menggoyang para pejabat di level puncak pemerintahan.

Sebenarnya, BPK telah menyelesaikan audit investigatifnya. Namun, hingga kini laporan audit tersebut belum diserahkan kepada Pimpinan DPR. Sumber Kompas.com ini pun mengaku telah melihat laporan audit tersebut. ''Saya sudah melihat catatan hasil audit itu, tapi baru sebagian,'' katanya, saat ditemui di Gedung DPR, Senin (16/11) malam kemarin.

Sebelumnya BPK dikabarkan akan menyerahkan laporan audit tersebut kepada DPR paling cepat pada November 2009 ini. Masih menurut sumber yang sama, dalam laporan audit tersebut menyebut bahwa proses penyelamatan dan bailout Century dilakukan secara salah.

Menurutnya, proses penyelamatan Bank Century yang diputuskan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), tidak disertai dengan alasan kuat mengenai potensi dampak sistemik, yang menjadi alasan utama kenapa Bank Century harus diselamatkan dan disuntik Rp 6,7 triliun.

''Mulai prosedur awalnya sudah enggak bener,'' ujarnya. ¨Jika memang benar demikian, laporan audit investigatif ini akan menyeret sejumlah pejabat pemerintahan. Sebab, proses penyelamatan Bank Century yang dilakukan melalui KSSK melibatkan Menkeu Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua KSSK, Wapres Boediono yang saat itu menjabat Gubernur BI sebagai Anggota KSSK, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Rudjito yang juga Anggota KSSK.

Di samping itu, lanjutnya, proses penyelamatan mantan Bank milik Robert Tantular ini dinilai kurang transparan. Awalnya, ada beberapa pejabat yang menolak keras penyelamatan Bank Century, termasuk Sri Mulyani. Namun, di saat-saat terakhir, akhirnya Menkeu menyetujui penyelamatan dan bailout.

Sementara itu, Ketua Komisi XI DPR RI Emir Moeis menganggap audit BPK masih prematur dan tidak akan bisa mengungkapkan kasus Bank Century. Sebab, audit investigatif tersebut tidak disertai data aliran dana dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Padahal, menurutnya, data ini dibutuhkan untuk menyingkap tindak korupsi yang diduga melekat pada kasus Century.

''BPK dipastikan tidak mendapat (data aliran dana) dari PPATK. Hasil audit BPK tidak akan sempurna karena tidak ada laporan PPATK,'' katanya.

kasus-kasus akuntansi

1.ARUS KAS (CASH FLOW)

2.MULTI CURRENCY

3. Asuransi

4. Peralatan Kantor & Office Supplies

5. Gaji & PPh Pasal 21

6.

Apakah BI Penyebab Terjadinya Masalah Bank Century?

Sekarang mari kita beralih ke isu tentang kenapa Bank Century sampai mengalami kondisi parah sampai-sampai harus diselamatkan.

Penyebab utama yang paling jelas adalah adanya tindakan kriminal perampokan Bank Century oleh pemiliknya sendiri yaitu Robert Tantular yang saat ini sedang disidangkan. Untuk hal ini, ada baiknya kita mengikuti persidangannya. Sebab jika mengingat prestasi pengadilan umum kita selama ini, saya ragu Robert Tantular bisa mendapatkan hukuman yang setimpal. Dan juga ada hal lain yang harus kita awasi terus, yaitu penyitaan aset Robert Tantular, untuk memastikan bahwa aset-aset tersebut benar-benar kembali ke negara. Ini PR buat teman-teman Kompasianer.

Dari penyebab utama tersebut lalu muncul lah pertanyaan-pertanyaan logis seperti berikut : Kenapa BI bisa tidak tahu ?, Memangnya kasus Bank Century langsung terjadi seperti sekarang tanpa ada tahapan-tahapan eskalasi masalahnya sehingga BI tidak bisa mengetahuinya ? atau pertanyaan yang mungkin lebih sadis lagi adalah : Memangnya kerja BI selama ini bagaimana ya ?

Dari pendapat-pendapat yang berkembang, ada 2 isu yang menarik untuk diperhatikan tentang penyebab tidak bisa dicegahnya kasus Bank Century .

Apakah Penyebabnya adalah Pengawasan BI yang lemah ?

Pertama, adalah “lemahnya pengawasan BI”. Pendapat seperti itu, salah satunya disuarakan oleh JK. Tentu saja maksud dari pendapat tersebut adalah bahwa seharusnya tidak mungkin BI tidak mengetahuinya karena peristiwa tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba. Gejalanya pasti sudah ada ketika masalah tersebut secara bertahap membesar menjadi seperti sekarang ini.

Pernyataan tersebut dibantah oleh BI seperti dapat dibaca pada artikel di Kompas bertajuk “Pengawasan Ketat, Manipulasi Tetap Bisa Terjadi” tanggal 31 Agustus 2009.

Memang benar manipulasi selalu bisa terjadi sekalipun ada pengawasan yang ketat. Mengingat kasus Bank Century tidak terjadi dalam sekejap mata, pertanyaan yang sesungguhnya adalah apakah pengawasan BI juga tidak bisa menangkap gejala yang ada ketika permasalahan tersebut mengalami eskalasi secara bertahap sampai kondisi yang sekarang ini ?

Pertanyaan itulah yang seharusnya dipertanggungjawabkan secara profesional oleh Direktorat Pengawasan Bank Indonesia. Dan pertanyaan itu seharusnya disikapi dengan root cause analysis untuk melakukan, jika perlu, re-engineering filosofi, paradigma, strategi, pendekatan, sistem dan mekanisme proses kerja pengawasan perbankan yang dilakukan oleh BI.

Kesadaran terhadap kebutuhan root-cause analysis untuk penyempurnaan ini seharusnya ada dibenak pejabat BI yang lebih tinggi sehingga usaha penyempurnaan yang efektif memang dapat menghasilkan penyempurnaan yang nyata dan tidak hanya sekedar diatas kertas saja.

Kita tidak bisa berlindung pada sistem dan prosedur jika ternyata kita ‘kecolongan’. Ada yang salah pada sistem dan prosedur pengawasan sehingga kita tidak bisa menemukan atau sistem dan prosedur pengawasan sudah baik tetapi tidak tindak lanjut yang efektif dan segera terhadap hal-hal yang ditemukan.

Tidak ada gunanya memberikan status comply sementara substansi permasalahan yang sesungguhnya tidak terungkap karena tidak diamati dan diteliti dengan memadai. Sudah bosan rasanya mendengar ’sudah comply’ tetapi tetap ada banyak masalah dan status tersebut tidak bisa mendorong pertumbuhan yang sesungguhnya. Beginilah nasib negara ini yang selalu terpaku pada compliance yang normatif. Hasil nyatanya hanyalah kesusahan pada rakyat saja.

Ketidakefektifan pengawasan tersebut menimbulkan pertanyaan selanjutnya yaitu : Jangan-jangan tidak ada mekanisme peer review terhadap sistem dan mekanisme pengawasan BI tersebut ? atau mungkin sudah ada, tetapi mekanisme peer review tersebut tidak efektif. Peer review dapat dilakukan oleh pihak ketiga yang independen.

BI harus mengevaluasi pihak ketiga yang melaksanakan peer review terhadap sistem dan mekanisme pengawasan yang dimilikinya jika terbukti sistem dan mekanisme pengawasan yang dimiliki ternyata tidak efektif.

Diluar aspek efektifitasnya, BPK di peer review oleh ‘BPK’ dari negara lain yang tergabung didalam asosiasi ‘BPK’ dunia bernama INTOSAI seperti dipostingkan salah satu pembacanya di detik dengan tajuk “Penyerahan Hasil Peer Review BPK RI” di Detik tanggal 20 Agustus 2009.

BI bukannya tidak tahu gejalanya, hanya saja tidak tepat menyikapinya ?

Jika ternyata sistem dan proses kerja pengawasan yang dilaksanakan memang sudah berhasil menemukan gejala-gejala masalah yang terjadi pada Bank Century maka pertanyaan berikutnya adalah : Kenapa BI tidak menyikapinya dengan suatu keputusan yang bersifat mencegah permasalahan menjadi berkembang luas ?

Pada tulisan Kompas bertajuk “Bank Nakal Jangan Dibantu” 2 September 2009, Drajat mengatakan bahwa “Kesalahan BI bukanlah terletak pada lemahnya pengawasan, tetapi lebih pada tiadanya keberanian untuk menghukum atau mengambil tindakan tegas.“

Mengenai adanya eskalasi masalah Bank Century kita bisa mengikuti pendapat Drajat Wibowo : ”Ada tiga kesempatan di mana seharusnya bank tersebut ditutup, tetapi BI tak melakukannya,”

Berikut kutipan penjelasan mengenai contoh tidak tepatnya sikap yang diambil oleh BI:

Menurut Dradjad, BI pada tahun 2003 telah mengetahui ketidakberesan Bank CIC (yang lalu bersama Bank Danpac dan Bank Pikko merger menjadi Bank Century tahun 2004) dengan indikasi adanya surat-surat berharga (SSB) valas sekitar Rp 2 triliun yang tidak memiliki peringkat, berjangka panjang, berbunga rendah, dan sulit dijual.

SSB valas yang berpotensi bodong sebenarnya tidak boleh dibeli bank. Keberadaan SSB valas tersebut hanya untuk menyelamatkan neraca bank, yang sejatinya sudah kolaps. Ada indikasi penipuan yang dilakukan pemegang saham.

Namun, saat itu BI tidak tegas untuk tidak mengakui SSB valas tersebut. Sebagai solusi, BI malah menyarankan merger.

Pascamerger, ternyata SSB valas itu masih bercokol di neraca Bank Century. Instruksi BI agar SSB valas itu dijual ternyata tak bisa dilakukan pemegang saham. ”Saat itu BI sebetulnya kembali punya kesempatan untuk menutup Century, tetapi itu tak juga dilakukan,” katanya.

Solusi permasalahan saat itu adalah pembuatan asset management agreement di mana pemegang saham menjamin SSB valas tersebut dengan deposito di Bank Dresdner, Swiss, yang belakangan ternyata sulit ditagih.

Saat Bank Century akhirnya benar-benar kolaps akibat kekurangan likuiditas dan pemburukan aset tahun 2008, ternyata BI kembali menyelamatkannya dengan alasan sistemik.

Jadi menurut saya, masalah sesungguhnya adalah pada pengambilan keputusan. Tentu saja pengambilan keputusan yang efektif itu haruslah CEPAT dan sekaligus TEPAT karena menggunakan metode dan pendekatan (baca: analisis cost, benefit dan risiko) yang dapat dipertanggungjawabkan. Baca juga tulisan saya sebelumnya “Apakah Benar Bank Century Merupakan Bank Gagal yang Berpotensi Sistemik ?” yang menyinggung masalah pengambilan keputusan juga.

Bagaimanapun karakteristik kepribadian dan perilaku seseorang tidak boleh mengorbankan persaratan pengambilan keputusan yang efektif. Seseorang harus bisa merubah kualifikasi dirinya untuk menjadi seorang pengambil keputusan yang efektif jika dia menjadi seorang pemimpin, apapun tingkat kepemimpinannya.

Game utama seorang pemimpin adalah pengambilan keputusan yang efektif. Semakin tinggi tingkatan kepemimpinannya maka semakin kompleks dan kebutuhan keputusan yang segera dan tepat menjadi kata kuncinya.

Ayo Kompak Usut Kejahatan Kerah Putih Century

SKANDAL Bank Century merupakan bukti dahsyatnya kejahatan kerah putih (white collar crime). Bayangkan, tiga pemegang saham, Robert Tantular, Hesham Al Warraq Thalat, dan Rafat Ali Rijvi, diduga membawa kabur uang sekitar Rp 11,7 triliun ke luar negeri!
Kita tahu, hanya kaum terdidik yang punya kompetensilah yang bisa melakukan kejahatan seperti itu. Inilah kejahatan kaum kerah putih yang harus dibersihkan oleh pemerintahan SBY. Ini tantangan berat, sebab melibatkan orang-orang kuat dan berduit, para plutokrat dan sindikat elite.
Meski begitu, Presiden SBY tak perlu ragu segera menindak tegas para pelaku di balik kejahatan perbankan ini. Rakyat berdiri di belakang SBY, jika SBY berani memberantas kejahatan kerah putih di Bank Century ini. Sudah keterlaluan jahatnya.
Para analis ekonomi-politik menyerukan agar rakyat bersatu di belakang SBY untuk menuntaskan skandal bank gagal itu. Para pengamat yakin bahwa kejahatan adalah sebuah skandal kelas kakap.
Sehingga rakyat akan mendukung SBY, termasuk dalam memeriksa semua petinggi yang terlibat, baik di KSSK pimpinan Menteri Keuangan Sri Mulyani maupun Bank Indonesia di era Boediono. Ini bukan soal like and dislike, melainkan soal kebenaran dan keadilan. Jadi, BPK, KPK, Polri, dan Kejagung harus kompak menuntaskan skandal ini.
Kami menyerukan agar Nahdlatul Ulama, Muhamadiyah, HMI, PMII, PII, IMM, GPI, GMNI,PMKRI, GMKI, BEM-BEM mahasiswa, dan semua organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan bersatu padu mendukung langkah SBY membongkar skandal mengerikan itu. Presiden SBY harus yakin bahwa mandat rakyat tak boleh dikhianati.
Ingat, dalam kasus skandal Bank Indonesia Rp 100 miliar yang melibatkan besan presiden, yakni Aulia Pohan, Presiden SBY pernah bertindak tegas. Apalagi dalam kasus Century yang amat memalukan dan menyulitkan pemerintah ini,
Jaksa Agung Hendarman Supandji bahkan bertanya-tanya bagaimana ketiga pemegang saham Bank Century, yaitu Robert Tantular, Hesham Al Warraq Thalat, dan Rafat Ali Rijvi, itu membawa kabur uang yang totalnya US$ 11,7 miliar atau sekitar Rp 11,7 triliun itu ke luar negeri. Tidakkah seharusnya dana sebesar itu bisa dilacak pihak yang berwenang?
Sekal lagi, tindakan menggelontorkan dana ke Bank Century yang diselimuti kriminalitas itu dinilai banyak pihak sebagai tindakan keliru. Tindakan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menko Perekonomian Sri Mulyani disinyalir merupakan tindakan pidana yang meliputi dua aspek, yaitu politik dan hukum.
Secara politik, ada kaitannya dengan pengambilan keputusan di level pemerintah yang kurang tepat dalam pemberian dana bail out ke Bank Century. Sedangkan secara hukum, publik masih menunggu hasil pemeriksaan BPK lebih jelas tentang ada atau tidaknya campur tangan Sri Mulyani.
Pada 23 november 2008 dikucurkan dana Rp2,776 triliun BI. Untuk CAR 8% dibutuhkan Rp2,655 triliun. Dalam peraturan, LPS dapat menambahkan modal sehingga CAR 10% yaitu Rp2,776 triliun.
Selanjutnya, pada 5 Desember 2008 dikucurkan Rp2,201 triliun untuk memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank. Jelas-jelas sudah dinyatakan sebagai bank gagal, namun kenapa masih diberi tambahan Rp4,9 triliun? Hal ini oleh para pengamat hukum dianggap sudah tindakan pidana.
Dalam konteks ini, menarik kita cermati pembengkakan dana penyelamatan Bank Century dari semula Rp632 miliar menjadi Rp6,7 triliun, merupakan bentuk ketidakadilan pemerintah kepada rakyat, termasuk pedagang informal, UKM dan kaum miskin.
Bank Century mendapat suntikan dana besar dengan proses pengucuran dana dalam waktu singkat, padahal Bank Century merupakan bank swasta dan hanya segelintir orang yang menyimpan uang pada bank tersebut.
Hal itu menjadi ironis, karena sektor informal dan UKM lebih membutuhkan bantuan. Pengusaha UKM tidak semata membutuhkan dana segar, mereka justru membutuhkan keberpihakam dan bunga pinjaman rendah, yaitu pada kisaran 11-12%.
Begitu banyaknya kritik dan koreksi dari civil society, telah menyadarkan kita betapa pentingnya audit BPK dan langkah KPK mengawal dan menuntaskan skandal Bank Century ini. Agar duduk perkaranya jelas, transparan dan bisa dipastikan siapa yang harus bertanggung.
Kita tak ingin pihak-pihak yang bertanggung jawab lolos begitu saja. Semua ini dimaksudkan agar menjadi pelajaran yang berharga dan para teknokrat ekonomi tak perlu mengulanginya kembali perbuatannya ini.
Sebab, melakukan bail out kepada bank gagal karena diliputi kriminalitas, tidaklah masuk akal dan tidak layak. 'Perampokan' bank seperti kasus Bank Century sudah lebih dari cukup sebagai bukti bahwa bail out untuk bank gagal ini merupakan tindakan teknokrasi yang salah, fatal, dan amat mahal.
Darmawan Sinayangsah, Deputi Direktur Freedom Foundation dan alumnus FISIP-UI dengan tesis mengenai krisis moneter dan skandal perbankan era Orde Baru
Arti pailit, keadaan debitor dimana debitor tidak mampu melakukan pembayaran utang kepada para kreditornya karena hal-hal yang tidak dapat dipastikan. Contohnya, kenaikan harga minyak mendadak sehingga banyak perusahaan angkutan tidak bisa menbayar kreditnya ke finance. Jadi, dengan kesimpulan kalau bukan uang dari utang maka bukan tergolong pailit.

Teori leverage
(contoh I)
Perusahaan dhana’s taxi
Modal sendiri : 1 M, @mobil harganya 100 juta, bisa dapat 10 mobil. Setoran permobil dalam sehari adalah 300rb(sebelum BBM naik), jadi 300rb kalikan 30 hari = 9jt, kemudian 9jt kalikan 10 armada= 90jt. Jadi pengsilannya 90 juta per bulan.

Bandingkan, Modal sendiri 1M dan mengambil utang bank 9M, jadi totalnya 10M,, jumlah itu bisa untuk membeli sekitar 100unit mobil, ehmm sungguh luar biasa bedanya, sehingga penghasilannyapun bertambah menjadi 10 kali lipat dari yang modal sendiri yaitu, 900juta. Nah, jangan berhenti membaca dulu. intinya bukan itu, intinya adalah inilah yang disebut sebagai keadaan yang tidak bisa dipastikan oleh debitor, yaitu pada saat debitor udah gencar-gencarnya nih ambil kerdit, tiba-tiba BBM ongge, alias naik, jadi nya si debitor gak bisa melanjutkan pembayaraannya kepada financekan. inilah yang dimaksud debitor gakbisa membayar utangnya alias pailit.
So, this is the theorie, Bankrupt (pailit), is the state or condition of one who is unable to pay his debts as they are, or became due.(black law dictionary).
Kemudian pertanyaannya adalah untuk apa kepailitan itu?
Yups, this is the answer…
Yang pertama, agar harta menjadi sita umum, jadi harta gak bisa di transksikan.(atau dengan kata lain untuk menghindari siapa cepat, dapat, Dan tidak cepat gak dapat).
Kedua, menghindari konsep siapa kuat menang Dan siapa lemah kalah.
Ketiga, untuk memberi kepastian Dan keadilan, maksudnya adalah dengan pailitnya debitor maka bank akan menjadi yakin akan kepastian harta yang telah di sita.
Suatu Contoh :
Dampak kenaikan BBM yang unpredictable pada contoh satu(I) hanya akan dirasakan oleh pengusaha angkutan yang modalnya dari pinjaman utang bank untuk membeli mobil-mobil angkutan, mengapa? Karena BBM naik maka otomatis oprasional mobil untuk bensin juga naik yang menyebabkan ongkos angkot naik sehingga orang-orang yang naik angkot berkurang, dampaknya pada setoran yang menurun, missal sebelum harga BBM naik setoran 300rb, karena BBM naik jadi 100rb, maka turun 200rb dari setoran per mobil, jika ada 100 mobil, -200rb kalikan 100 armada jadi –(minus 20 jt) per hari kalikan 30 hari maka minus(-600jt perbulan) padahal biaya yang harus dikeluarkan 700 jt per bulan sehingga dengan keadaan seperti itu perusahaan tidak kuat bayar Dan akhirnya pailit.
Narasumber : Dr. Hadi Subhan, S.H.,M.H.

KPU Alokasikan Rp 1,2 Miliar untuk Pelantikan Presiden

Jakarta, Kominfo Newsroom -– Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,2 miliar untuk acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2009-2014, yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta pada 20 Oktober 2009.
''Anggara n ini dipergunakan untuk persiapan pelantikan dan alokasi anggaran ini memang terpisah dengan pelantikan anggota DPR RI pada 1 Oktober 2009 kemarin,'' kata Sekjen KPU Suripto Bambang Setyadi kepada wartawan di kantor KPU, Jakarta, Selasa (6/10).
Pasanga n Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Calon Wakil Presiden Boediono terpilih, akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2009-2014 oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di Jakarta tanggal 20 Oktober 2009.
Dalam pasal 162 ayat (1) UU No 42/2008 tentang pemilihan umum presiden dan wakil presiden, disebutkan bahwa Presiden dan Wapres terpilih bersumpah menurut agamanya, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan sidang paripurna MPR bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan Presiden dan Wapres RI periode sebelumnya.
Sur ipto mengemukakan bahwa alokasi anggaran pelantikan Kepala Negara tersebut memang belum dikoordinasikan oleh KPU dengan pihak-pihak terkait seperti Depdagri, dan Sekjen MPR.
Ia mengakui sejauh ini memang belum ada rapat koordinasi dengan instansi terkait, baik berkaitan dengan persiapan maupun pelaksanaan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2009-2014.
Namu n demikian, pihak KPU saat ini sedang melakukan persiapan-persiapan untuk pertemuan dengan instansi/lembaga terkait guna membahas agenda pelantikan ini. ''Kita masih punya waktu 15 hari. Sedang kita siapkan dulu. Nanti akan ada rapat koordinasi,'' katanya.
Sement ara itu, ketika ditanyakan mengenai isi pertemuan antara KPU dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di kantor KPU, Senin (5/10) kemarin, Suripto mengatakan hanya membahas konsep temuan Pemeriksaan Atas Pelaksanaan Anggaran Kegiatan Pemilu 2009 pada KPU Tahun Anggaran 2008/2009.
Pert emuan tersebut menggarisbawahi pentingnya melakukan pengecekan (audit) terhadap seluruh kegiatan maupun pendukungnya pada setiap biro di tubuh KPU. ''Masing-masing Biro harus dapat membuat laporan kegiatan sesuai dengan poksi dan jobdesk-nya,'' katanya.
BPK berperan memberikan koreksi atau masukan untuk perbaikan pelaksanaan pemilu. ''Banyaknya jumlah anggaran harus dapat diinventarisir dengan baik, prinsip efisiensi pada pelaksanaan pileg dan pilpres, yang kesemuanya telah dilaksanakan sesuai prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku,'' ujarnya.
Selain itu, BPK juga menyoroti perlunya dibuat sebuah sistem anggaran yang akurat, kredibel dan akuntabel. ''Dengan sistem ini diharapkan pelaksanaan pemilu mendatang (2014) dapat berjalan lebih baik,'' katanya.(Az/toeb)

Pelantikan Presiden Perkuat Rupiah

JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa (20/10) pagi naik mendekati angka Rp9.300 per dolar, karena pelaku membeli rupiah berkaitan dengan dilantiknya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden RI untuk kedua kalinya.

Nilai tukar rupiah menguat 30 poin menjadi Rp9.360-Rp9.370 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.390-Rp9.400. Pengamat pasar uang, Harry Kurniawan, di Jakarta, Selasa mengatakan, pelantikan presiden RI pagi ini memberikan sentimen positif terhadap pasar.

Para pelaku pasar aktif membeli rupiah sehingga mengalami kenaikan yang cukup besar. Selain itu rupiah juga didukung oleh membaiknya bursa Wall Street dan melemahnya dolar AS terhadap euro.

"Kami optimistis rupiah akan terus menguat hingga mencapai angka Rp9.300 per dolar, setelah presiden melantik calon menteri yang telah melakukan uji kelayakan," kata dia.

Untuk sementara, lanjut dia, rupiah diperkirakan masih akan berkisar antara Rp9.350-Rp9.370 per dolar. Hal itu didorong pelaku yang tengah sedang fokus terhadap pelantikan para menteri apakah akan ada perubahan.

"Para pelaku pasar memperkirakan perubahan yang terjadi terutama di bidang perekonomian," ujar Harry.

Sementara itu, pengamat pasar uang lainnya, Farial Anwar memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2010 akan lebih baik dari 2009. Oleh karena itu rupiah ke depan akan semakin baik dan peluang untuk bisa mencapai angka Rp9.000 per dolar cukup besar.

Farial, Direktur Currency Management Board itu, mengatakan, potensi rupiah untuk naik lagi sangat besar. Ia menilai investasi asing akan semakin besar setelah pelantikan presiden pada hari ini memberikan nilai positif terhadap pasar.